Siapa yang tidak jijik mendengar kata ‘cacing’. Namun di China cacing
justru dianggap sebagai makanan bergizi dihargai sama dengan 10 kg beras.
Bahkan dijadikan obat tradisional. Apa yang dikandung cacing?
Banyak cara sehat alami yang bisa ditempuh tak terkecuali menyantap sesuatu yang dinilai ‘menjijikan’. Contohnya cacing, masyarakat China mengkonsumsinya karena ada nilai gizi yang dikandung.
Sejenis cacing yang tidak disebutkan namanya ini diyakni mengandung protein tinggi dan bagus untuk masa pertumbuhan anak. Manfaatnya menambah nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh dan sistem imun.
Cacing dikonsumsi masyarakat Ningbo di Provinsi Zhejiang dengan cara digoreng, ada juga yang ditumbuk lalu dijadikan bubuk. Tidak seperti cacing biasa yang menjijikkan, cacing ini kabarnya memiliki bau dan rasa yang enak kalau sudah dimasak.
Panjang cacing ialah 8-9 cm dan hidup di akar semak-semak yang dalam Bahasa China disebut Yunshi, atau dalam Caesalpinia decapetala Bahasa Latin. Di masa lalu, seekor cacing sering ditukar dengan 10 kg beras dan saat ini harga tiap ekornya bisa mencapai 100 yuan atau sekitar Rp 155 ribu.
Tak hanya dikonsumsi langsung, cacing ini juga populer dijadikan suplemen para orang tua di China. Bahkan khasiat cacing diakui sangat banyak oleh seorang pakar agrikultur. “Ilmu pengobatan tradisional China mengenal adanya kandungan yang bersifat kuratif (menyembuhkan) dalam cacing yang kalau dimasak bau dan rasanya enak ini,” kata Yao, seperti ditulis Shanghaidaily.
Banyak cara sehat alami yang bisa ditempuh tak terkecuali menyantap sesuatu yang dinilai ‘menjijikan’. Contohnya cacing, masyarakat China mengkonsumsinya karena ada nilai gizi yang dikandung.
Sejenis cacing yang tidak disebutkan namanya ini diyakni mengandung protein tinggi dan bagus untuk masa pertumbuhan anak. Manfaatnya menambah nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh dan sistem imun.
Cacing dikonsumsi masyarakat Ningbo di Provinsi Zhejiang dengan cara digoreng, ada juga yang ditumbuk lalu dijadikan bubuk. Tidak seperti cacing biasa yang menjijikkan, cacing ini kabarnya memiliki bau dan rasa yang enak kalau sudah dimasak.
Panjang cacing ialah 8-9 cm dan hidup di akar semak-semak yang dalam Bahasa China disebut Yunshi, atau dalam Caesalpinia decapetala Bahasa Latin. Di masa lalu, seekor cacing sering ditukar dengan 10 kg beras dan saat ini harga tiap ekornya bisa mencapai 100 yuan atau sekitar Rp 155 ribu.
Tak hanya dikonsumsi langsung, cacing ini juga populer dijadikan suplemen para orang tua di China. Bahkan khasiat cacing diakui sangat banyak oleh seorang pakar agrikultur. “Ilmu pengobatan tradisional China mengenal adanya kandungan yang bersifat kuratif (menyembuhkan) dalam cacing yang kalau dimasak bau dan rasanya enak ini,” kata Yao, seperti ditulis Shanghaidaily.