Sineas
dunia, utamanya dari Hollywood, makin getol menggunakan bantuan teknologi
digital untuk menciptakan visual yang diinginkan. Bahkan untuk menciptakan
setting yang mahaluas dan rumit sekalipun tidak lagi jadi kendala dengan
bantuan CGI (Computer Generated Imagery). Meski demikian, ada juga sineas
Hollywood yang memilih untuk membuat setting film secara manual tanpa rekayasa
CGI. Berikut adalah 5 setting untuk film yang dibuat manual tanpa rekayasa,
dilansir dari Muvilacom, Selasa (23/6/2015).
1.
THE ATOLL DALAM WATERWORLD
Lebih
dari USD 200 juta digelontorkan untuk mendukung visi Kevin Costner dan
sutradara Kevin Reynolds untuk membangun set utama filmnya yang mereka beri
nama the Atoll. Nama itu merujuk kepada sebuah pulau buatan yang menjadi suaka
manusia-manusia yang selamat dari air bah pasca melelehnya es di kedua kutub
Bumi. The Atoll merupakan pulau buatan seluas 12,5 kilometer persegi dengan
bahan besi, kayu, dan material pendukung lainnya. Khusus untuk besi, tim
produksi memesannya dari Hawaii dan juga California. Semua bahan yang
diperlukan untuk membuat pulau ini mencapai berat 1000 ton lebih. Mereka
menempatkannya di Samudera Pasifik, tepatnya lepas pantai Hawaii.
2.
KAPAL TITANIC YANG TENGGELAM
Sang
sutradara James Cameron dibantu dengan Peter Lamont (Production Design)
membangun replika kapal yang dibuat dengan skala 90 persen dari ukuran kapal
aslinya. Dengan ukuran panjang 243,8 meter dan lebar 27,4 meter, ternyata
replika itu tidak muat di studio mana pun sehingga akhirnya 20th Century Fox
dan Paramount membangunnya di pesisir Meksiko demi keperluan pengambilan gambar
selama 100 hari. Air yang dipakai selama proses pengambilan gambar diambil
langsung dari laut. Semua air dipompa untuk memenuhi dua tangki dengan volume
masing-masing cukup untuk 5 dan 17 juta galon air.
3.
PARADISE SQUARE UNTUK FILM GANGS OF NEW YORK
Film
ini merupakan arahan dari sang sutradara Martin Scorsese dibantu Dante
Ferretti. Dengan luas 250 x 250 meter, Dante Ferretti mengklaim bahwa 30 persen
lanskap kota yang ditampilkan dalam film adalah karya dirinya. Sementara untuk
pemandangan panorama kota, Scorsese mempercayakannya kepada pakar CGI.
4.
JALAN TOL DI THE MATRIX RELOADED
Melangsungkan
pengambilan gambar di jalan umum yang padat kendaraan tentu bukan hal mudah.
Perlu izin dari pihak terkait dan juga pengalihan lalu lintas selama proses
syuting berlangsung. Akhirnya sang sutradara Wachowsky bersaudara dibantu Owen
Patterson membuat sendiri jalan tol buatan sepanjang 2,4 kilometer di dekat
Pangkalan Udara Alameda. Wachowsky bersaudara merasa bahwa polesan CGI pun tak
akan mampu membuat adegan kejar-kejaran ini terlihat spektakuler.
5.
DESA HOBBITON
Baik
“The Lord of The Rings: Fellowship of The Ring” (2001) atau “The Hobbit: An
Unexpected Journey” (2012) dibuka dengan setting lokasi yang sama, yaitu Desa
Hobbiton. Tempat tinggal para Hobbit ini terletak di sebuah perbukitan berbaur
dengan padang rumput menghijau. Desa fantasi ini dibangun di Selandia Baru
dengan luas 159,3 kilometer persegi dan dilengkapi dengan 37 gua Hobbit
(sebutan untuk rumah para Hobbit), sebuah jembatan, dan sebuah bar serta
penginapan. Demi mendapatkan kesan riil, sebanyak 26 ton pohon Oak didatangkan
ke lokasi, ditanam, dan diberi daun buatan. Desa ini kemudian menjadi objek
wisata turis domestik dan mancanegara.